Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu potensi dan penggerak roda perekonomian bagi masyarakat di Desa Campursalam, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung. Berdasarkan survei yang dilakukan pada minggu pertama penerjunan TIM II KKN, ditemukan banyak permasalahan yang didapat di berbagai UMKM, salah satunya adalah masih rendahnya pemahaman pelaku industri kecil terkait pentingnya lingkungan kerja yang baik dan nyaman bagi pekerja. Berdasarkan permasalahan tersebut Yana Laras Widyowati Astuti, salah satu  TIM II KKN Desa Campursalam dari Departemen Teknik Industi mengusulkan untuk melaksanakan sosalisasi penataan lingkungan kerja dengan 5R (Ringkas, Rapi,Resik, Rawat, Rajin). Sosialisasi dilakukan di industri tahu Dusun Jatisuko pada Senin ( 23/7).
Sosialisasi yang dilakukan kepada pemilik dan pekerja di industri tahu membahas bagaimana penerapan 5R di lingkungan kerja mereka. Prinsip ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Tujuannya adalah mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpannya supaya dapat mudah diakses. Prinsip rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya, tujuannya adalah mempercepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah. Prinsip resik adalah membersihkan tempat atau lingkungan kerja, mesin atau peralatan, dan barang-barang agar tidak terdapat debu, kotoran dan bau. Hal ini tentunya untuk menjaga lingkungan kerja agar tetap bersih dan terbebas dari kotoran. Prinsip rawat adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai pada (Ringkas, Rapi, Resik) sebelumnya dengan membakukannya (Standarisasi). Prinsip ini dapat berjalan apabila dilaksanakan oleh semua karyawan yang ada di lingkungan kerja. Prinsip rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja.
Tidak hanya penjelasan masing-masing penerapan 5R, pemilik dan pekerja juga dikenalkan dengan berbagai manfaat yang akan dirasakan apabila industri kecil tersebut mampu menerapkan 5R secara berkelanjutan. Diantaranya adalah prinsip ringkas membantu mengetahui jumlah fisik barang yang terdapat di lingkungan kerja sehingga tidak ada barang yang berlebihan atau yang seharusnya tidak perlu ada. Kemudian prinsip rapi membuat lingkungan kerja menjadi lebih tertata sehigga tercipta kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam pengambilan barang. Selain itu prisip resik akan membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan menghindarkan produk dari kontaminasi.Selain itu prinsip rawat akan menguntungkan pemilik karena umur pakai peralatan menjadi lebih lama karena sering dirawat. Sedangkan prinsip rajin adalah budaya kerja yang akan mendorong karyawan menjadi pribadi yang disiplin dalam menjaga kondisi lingkungan kerjanya.

ketika seseorang ingin memulai bisnisnya sendiri maka ia memerlukan pencatatan keuangan sederhana atau biasa kita sebut sebagai akuntansi dasar agar dapat menganalisa hasil perkembangan usahanya sendiri. Begitu pula dengan pemisahan laporan keuangan pribadi dengan laporan keuangan usaha haruslah dibedakan keduanya, ini berfungsi agar kita mengetahui apakah bisnis yang kita jalani sedang mengalami kerugian ataukah keuntungan, selain itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat mengalami kerugian besar di bisnis yang sedang seseorang jalankan.
            Di desa campursalam hampir keseluruhan UMKM-nya banyak yang belum melakukan pencatatan keuangan sederhana seperti ini. Melihat permasalahan ini, tim KKN II Desa Campursalam kemudian berinsiatif  memberikan sosialisasi seputar pentingnya pencatatan keuangan di UMKM pada senin (23/7) di UMKM Tahu dan pada selasa (24/7) di UMKM ikan hias. terlihat jelas bapak Sarmin sebagai pemilik UMKM tahu menyimak materi yang disampaikan oleh Ervina Manurung, mahasiswi jurusan ilmu ekonomi studi pembangunan yang menjadi bagian dari tim KKN II Desa Campursalam.
Materi yang disampaikan mungkin cukup sederhana seperti pencatatan arus kas keluar dan masuk, laporan laba/rugi, neraca dan beberapa materi lainnya, namun mungkin kurang dapat dipahami dengan jelas oleh bapak sarmin, oleh karena itu Ervina juga menawarkan diri untuk mendampingi penyusunan pencatatan keuangan UMKM tahu bapak Sarmin, jikalau beliau bersedia dibantu. Ervina juga menjelaskan jikalau beliau ingin memperlebar usaha yang ia jalankan sejak turun temurun ini dan masih kekurangan modal untuk membuka cabang baru atau membeli mesin baru beliau dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak bank namun itu semua dapat dilakukan apabila beliau sudah melakukan pencatatan keuangan minimal 3 tahun sebelumnya. Pengetahuan dasar seperti ini di UMKM masih banyak yang belum mengetahuinya sehingga banyak dari pelaku pembisnis UMKM yang menyesal ketika dahulu belum sadar pentingnya pencatatan keuangan sejak dini dalam usaha mereka.
Selain bapak Sarmin sebagai pelaku UMKM tahu, tim KKN II Desa Campursalam juga melakukan sosialisasi terhadap bapak yanto sebagai pengusaha ikan hias, dimana beliau baru memulai merintis usaha ini sejak kepulangannya sebagai TKI di negara tetangga, malaysia. Berbeda dengan bapak Sarmin yang masih ragu untuk melakukan pencatatan bisnis usahanya, bapak yanto sangat antusias mendengar tentang pentingnya melakukan pencatatan keuangan bagi bisinis yang sedang dia rintis ini. Beliau juga berharap dapat memperlebar bisnisnya dengan bergerak dibidang seni aquarium hias yang dia buat sendiri. Hal inilah yang membuat bapak yanto gembira saat mengetahui bahwa pencatatan keuangan itu penting dilakukan bagi usahanya, agar ia dapat meminjam modal kepada pihak bank jika suatu saat niatnya untuk memperlebar usahanya sudah bulat.
Sosialisasi hanya dilakukan sehari oleh mahasiswa tim KKN II desa campursalam di tiap-tiap usaha umkm namun tetap dilakukan pendampingan sampai berakhirnya masa KKN mahasiswa Undip di Desa Campursalam.

Campursalam-Tim II KKN Undip Desa Campursalam melakukan koordinasi terkait perencanaan program monodisplin dan multidisiplin pada Kamis (12/07) di Balai Desa Campursalam, Kecamatan Parakan, kabupaten Temanggung. Koordinasi ini merupakan langkah awal yang dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada di Desa dan pemaparan rencana program kerja yang akan di laksanakan selama 42 hari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut.
Desa Campursalam merupakan satu dari 10 desa yang dijadikan lokasi KKN Undip periode 10 Juli-20 Agustus 2018 di Kecamatan Parakan. Desa ini terdiri atas 4 Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT). Wilayah ini menyimpan kekayaan alam yang melimpah berupa hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan. Masyarakat Campursalam dikenal sebagai masyarakat yang religius yang hidup berdampingan di tengah keanekaragaman yang ada. Berangkat dari kondisi tersebut koordinasi ini penting dilakukan. Terlepas dari kewajiban mahasiswa untuk memberdayakan masyarakat melalaui program KKN yang akan dijalankan, perangkat desa setempat ingin meperkenalkan kondisi sosial budaya, potensi daerah, dan permasalahan yang belum terselesaikan. Hal ini selain menambah pengetahuan mahasiswa tentang kondisi wilayah, juga dapat menambah sumber referensi mahasiswa KKN dalam menyusun Lembar Rencana Kegiatan (LRK) dan Lembar Pelaksanaan Kegiatan (LPK). Keseluruhan program kerja baik monodisiplin yang didasarkan pada disiplin keilmuan masing-masing mahasiswa dan multidiplin yang merupakan program gabungan beberapa fakultas harus dibuat berdasarkan LRK dan LPK.
Selanjutnya Nurmanto selaku Kepala Desa Campursalam berharap pelaksanaan KKN berjalan lancar dan mahasiswa bisa cepat beradaptasi dengan kondisi sosial budaya yang ada di Campursalam. “Saya beharap rekan-rekan mahasiswa sekalian segera beradaptasi dengan keadaan masyarakat di Desa Campursalam, dan kami mendukung penuh segala program kerja yang akan dijalankan sehingga tercipta simbiosis mutualisme antara mahasiswa dan masyarakat.”Ungkap Kepala Desa Campursalam. Kemudian disinggung mengenai program multidisiplin yang akan dilakukan, Surya Arga Koordinator Mahasiswa KKN Desa Campursalam memaparkan mengenai program revolusi mental yang merupakan program kerja dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang berfokus pada “Gerakan Indonesia Melayani”.Program inti yang harus dilakukukan diantaranya adalah pendampingan pemanfaatan dana desa, pentingnya akte kelahiran, perancangan sistem informasi desa, dan sosialisasi pelayanan 3S (Senyum, Salam, Sapa). “Untuk program multidisiplin sendiri kami akan menjalankan program kerja dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dimana terdapat 4 program inti yang akan dilaksanakan, yaitu pemanfaatan dana desa, pentingnya dokumen kependudukan seperti akte kelahiran, perancangan sistem informasi desa, serta sosialiasi pelayanan dengan 3S”Ungkap Surya Arga.

Campursalam - Rabu, (25/7) telah dilaksanakan posyandu lansia di Dusun Nglorog Wetan, Desa Campursalam. Posyandu ini rutin dilaksanakan pada hari Rabu minggu keempat setiap bulannya. Pelaksanaan posyandu ini dilakukan oleh Bidan Desa, kader kesehatan Dusun Nglorog Wetan, dan untuk bulan ini dibantu oleh seluruh anggota Tim KKN II Campursalam.
Posyandu dimulai pukul 08.30 setelah warga mulai berdatangan. Beberapa kegiatan rutin  yang dilakukan dalam posyandu yaitu pengukuran berat badan, pengukuran tensi, dan konsultasi keluhan kesehatan yang sedang dialami. Kegiatan tambahan yang dilaksanakan oleh tim KKN berupa pengukuran gula darah yang merupakan program dari salah satu mahasiswa kedokteran yaitu Firdhausyah Adzanti dan juga senam lanisa yang merupakan program dari Salma Nur Fadhilah.
Antusiasme warga sangat tinggi dalam mengikuti posyandu kali ini. Salah satu contohnya adalah ketika akan dilakukan pemeriksaan gula darah, walau banyak yang mengatakan takut akan jarum namun keingintahuan warga akan kesehatannya cukup tinggi. “Inggil nopo normal mbak?”, “Kulo sakit gula nopo mboten mbak?” merupakan contoh-contoh respon dari warga sesaat setelah selesai diambil sampel darahnya. Lansia yang memiliki kadar gula darah yang tinggi disarankan oleh kader kesehatan untuk mengikuti program Prolanis dari Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Setelah diberikan edukasi mengenai hasil pemeriksaan, warga kemudian menunggu di luar untuk melakukan senam kebugaran lansia.
Program senam lansia merupakan saran dari Bidan Campursalam, yang mengatakan bahwa sudah lama di Campursalam ingin diadakan senam lansia namun belum ada sumber daya untuk mewujudkannya, oleh karena itu program KKN kali ini mengajak para lansia untuk melakukan senam kebugaran dan anti rematik. Gerakan yang digunakan menggunakan gerakan SKJ Lansia yang meliputi gerakan-gerakan dasar senam yang sederhana dengan durasi yang lebih lambat juga beberapa gerakan anti rematik yaitu gerakan pada sendi-sendi kecil seperti pegelangan tangan, telapak tangan, punggung tangan, dan jari-jari, serta menepuk-nepuk seluruh bagian anggota gerak baik kaki maupun tangan.
Kedua kegiatan ini merupakan pelaksanaan Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang diinisiasi oleh Kementrian Kesehatan. Menurut Menteri Kesehatan, Nila D. Moeloek, Germas adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan dua kegiatan Germas berupa pemeriksaan kesehatan rutin dan senam sebagai perwujudan aktivitas fisik ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Dusun Nglorog Wetan mengenai pentingnya hidup sehat terutama di usia lanjut. Pentingnya kedua kebiasaan sehat tersebut adalah untuk mencegah terjadinya penyakit, terutama penyakit degeneratif.


Di Era milenial seperti ini, Media Sosial merupakan salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan. Selain itu media sosial saat ini juga telah di jadikan sebagai tempat untuk saling mendapatkan dan menyebarkan informasi. Namun, sayangnya banyak penyalahgunaan media sosial dalam menyebarkan informasi yang akan berdampak pada banyaknya para pengguna yang masuk ke ranah hukum akibat dari penyebaran informasi pada sosial media yang tidak menggunakan etika. Dalam upaya mengurangi permasalahan tersebut maka, tim KKN Desa Campursalam melaksanakan program monodisiplin, yaitu edukasi tentang media sosial dan Hoax pada remaja.

Edukasi ini disampaikan oleh Bariqi Najman, dari jurusan Ilmu Komunikasi. Bertepatan dengan pertemuan BKR atau Bina Keluarga Remaja desa Campursalam pada hari Rabu (17/7). Panas yang terik tidak membuat semangat para ibu ibu anggota BKR dalam mengikuti edukasi kali ini menjadi surut. Materi pertama yang dibawakan yaitu tentang media sosial dan dampaknya untuk para remaja. Semakin berkembangnya teknologi informasi masa kini membuat setiap orang harus mengikuti perkembangan tersebut. Salah satu bentuk perkembangannya yaitu maraknya penggunaan sosial media. Para remaja kini sangat aktif dalam menggunakan sosial media, namun masih banyak yang belum mengetahui aturan serta dampak dampaknya. Penggunaan sosial media ini diatur di dalam UU ITE. Pengenalan tentang UU ITE sangat diperlukan bagi setiap orang agar ke depannya dapat lebih bijak dalam penggunaan sosial media.

Di desa Campursalam ini cenderung baru dalam menggunakan aplikasi sosial media, sehingga beberapa orang, dalam hal ini remaja dan orang tua belum begitu paham dampak dampaknya. Untuk itulah diperlukannya edukasi tentang media sosial dan hoax agar para orang tua bisa mengarahkan para remajanya. Terlebih sekarang ini sangat banyak hoax yang ada di media sosial. Akan sulit untuk membedakan mana yang fakta mana yang bukan apabila tidak mengetahui dasar dasarnya.
Setelah pemaparan materi tentang media sosial dan hoax, Bariqi Najman dari tim KKN Desa Campursalam kemudian memberikan materi tambahan, yaitu mengenai jenis dan proses rating dalam tayangan televisi di indonesia, terutama dalam tayangan sinetron. Disini ibu ibu anggota BKR terlihat lebih antusias dalam menyimak pemaparan daripada sebelumnya. Disela sela materi ada beberapa ibu yang bertanya. Suasanapun sangat menyenangkan sambil sesekali bercanda. Acara kali ini diakhiri dengan foto bersama tim KKN desa Campursalam dengan Ibu ibu BKR. Diharapkan edukasi ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai sosial media, hoax, maupun tayangan televisi.